Informasi Kesehatan

Waspada, 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang di Musim Kemarau

Suara.com - Waspada, 5 Penyakit Ini Rentan Menyerang di Musim Kemarau
Cuaca panas akhir-akhir ini menandakan Indonesia sebentar lagi memasuki musim kemarau. Tetap jaga kesehatan dan terhindar dari penyakit ya.
Dilansir Himedik dari Weatherph.org, berikut lima penyakit yang rentang menyerang di musim kemarau:
1. Penyakit kulit
Penyakit kulit sering terjadi selama musim kemarau karena kadang-kadang, kulit bereaksi terhadap perubahan cuaca.
Ini juga bisa disebabkan oleh iritasi dari kolam renang dan air pantai yang bersentuhan dengan kulit. Kamu dapat menghindari ini dengan mandi secara teratur dan mempraktikkan kebersihan yang benar.
2. Diare dan muntah
Akibat suhu yang meningkat, makanan yang kamu makan rentan terhadap kontaminasi. Jika dikonsumsi, ini dapat menyebabkan keracunan makanan, di antaranya diare dan muntah. Pastikan makananmu bersih dan terhindar dari segala kontaminasi.

Ilustrasi panas matahari di musim kemarau [shutterstock]
3. Sakit mata
Udara yang kering di musim panas membuat mata rentan terhadap debu dan polusi udara. Mata merah dan gatal paling sering terjadi di saat ini. Utamakan kebersihan tangan dan minimalkan kontak tangan ke mata.
4. Batuk dan pilek
Perubahan kondisi cuaca dapat menyebabkan penyakit seperti batuk dan pilek. Untuk mengatasi ini, siap selalu perlengkapan hujan sebelum kamu keluar rumah.
5. Kulit terbakar
Sengatan matahari bisa membuat beberapa orang mengalami kulit iritas. Untuk menghindari ini, gunakan selalu tabir surya sebelum keluar rumah. Ini bisa membuat kulit tetap terhidrasi jika berada di luar ruangan.

Mengapa di Musim Kemarau Masih Ada Kasus DBD?

Suara.com - Musim penghujan seharusnya sudah berakhir sejak akhir Maret lalu. Biasanya musim penghujan berkaitan dengan tingginya angka kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia. Namun Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat bahwa hingga bulan ini masih dilaporkan kasus DBD di pelosok Indonesia meski jumlahnya tak sebanyak pada Januari-April.

Mengapa kasus DBD masih terjadi di Indonesia hingga musim kemarau? Prof. Dr. dr. Sri Rejeki Hadinegoro, Sp.A(K), selaku Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) mengatakan bahwa DBD masih akan tetap menjangkit Indonesia meski saat ini mulai masuk musim kemarau, karena masih ada hujan.

"Sekarang sudah masuk kemarau, tapi hujan masih mengguyur meski tidak tiap hari. Ini mengapa Juni atau mungkin Juli nanti masih ada pasien DBD. Selama ada hujan turun, kasus DBD tidak akan berhenti. Jentik nyamuk akan terus berkembang," ujarnya pada temu media "ASEAN Dengue Day ke-6" di Jakarta, Rabu (15/6/2016).
Selain itu, lanjut Prof Sri, masyarakat seringkali tidak menyadari beberapa tempat di rumahnya yang menjadi tempat favorit perindukan nyamuk. Salah satunya, dispenser, tempat makanan burung, vas bunga, bahkan gantungan pakaian di dalam kamar.

"Kalau ada genangan itu nyamuk senang bertelur lalu berkembang jadi jentik hingga nyamuk dewasa dan siap menggigit orang. Jadi memang hiegnitas diri dan lingkungan tempat tinggal harus dijaga," imbuhnya.

Prof Sri juga mengimbau agar masyarakat menguras bak mandi minimal seminggu sekali karena juga merupakan tempat favorit nyamuk untuk berkembang biak. Jika perlu bubuhkan bubuk abate untuk membasmi telur-telur nyamuk yang senang menempel di permukaan bak mandi.

"Yang kita harapkan abate bisa menempel di dinding bak mandi agar dapat membasmi telur nyamuk. Dan kalau nguras bak mandi atau tempat makan burung jangan hanya dibuang airnya saja, sikat dengan kuat permukaannya karena telur nyamuk sangat kuat menempel di dinding," pungkasnya.